Kejayaan (baru) Islam Semakin Dekat (?)

Islam sebagaimana yang kita fahami bukan hanya panduan  yang mengatur cara hidup yang bersifat individu, melainkan juga sebuah agama yang memberi arah tentang bagaimana kita menata dunia. Oleh karenanya, begitu Rosulullah Muhammad Saw diutus untuk menjadi penyempurna nabi-nabi sebelumnya, Islam secara sangat progresif menebarkan Rahmatnya ke hampir seluruh pelosok dunia (Asia, Afrika dan Eropa-Saat itu benua Amarika dan Australia seolah belum ada denyut nadi peradaban yang cukup signifikan).

Hasilnya Islam telah mampu memposisikan ummatnya sebagai pemimpin di atas umat-umat yang lain, bukan hanya dalam bidang politik, namun juga dalam bidang ilmu pengetahuan. Usia kejayaan Islam ini akhirnya meredup setelah kira-kira 1000 tahun.

Setelah itu barat melanjutkan apa yang telah dicapai oleh kaum muslimin di bidang ilmu pengetahuan, dan mereka sangat berhasil mengembangkannya menjadi produk-produk tekhnologi yang memiliki nilai guna bagi hajat hidup manusia. Maka sejak abad ke 17 barat telah berhasil mengambil alih kendali dunia berada di bawah genggamannya, bahkan pada Abad ke 20 mereka telah berhasil meletakan dasar bagi pengembangan sains dan tekhnologi yang sangat fenomenal.

Pada periode ini kesenjangan penguasaan sains dan tekhnologi sangat terasa antara barat dan Islam. Indikator paling jelas adalah dalam hal penguasaan tekhnologi perang yang sungguh sangat menganga jaraknya. Lihat saja apa yang terjadi di Palestina, Afganistan, Irak, Libiya dll. Negeri-negeri muslim tersebut nyaris tidak bisa melakukan perlawanan yang berarti untuk menghadapi berbagai senjata otomatis yang dimiliki oleh negeri-negeri barat.

Bagaimana nasib peradaban Islam berikutnya? Adakah peluang bagi Islam untuk kembali mengambil alih kekuasaan dalam mengendalikan dunia? Mungkinkah posisi gedung putih dapat tergantikan? Apakah mata uang dolar Amerika akan terus digunakan sebagai referensi bagi mata uang dunia?

Setelah 300 tahun mengendalikan dunia, sepertinya barat sudah sampai pada titik kulminasinya. Sebenarnya usia 300 tahun dalam konteks peradaban merupakan usia yang sangat pendek. Namun barat  sepertinya tidak mampu membuatnya lebih panjang lagi.

Untuk menjelaskan masalah ini, kita dapat melihat beberapa fakta yang dapat kita analisis secara sederhana. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ada tiga  peristiwa besar di dunia, yang seolah antara satu dan lainnya tidak saling terhubung, namun jika kita perhatikan secara detail, ketiga peristiwa ini akan memiliki muara yang sama, yaitu apa yang saya sebut sebagai “Kejayaan (baru) Islam”. Apa ketiga peristiwa tersebut?

  1. Drama 11 September 2001,
  2. Krisis Ekonomi di Eropa dan Amerika, dan
  3. Revolusi Arab

Kita lihat, ketiga peristiwa tersebut jelas bukan peristiwa yang saling terkait. Namun kalau kita lihat secara jeli, sesungguhnya ketiga peristiwa tersebut memiliki rangkaian yang unik dan pada akhirnya menyatu pada muara “Kejayaan (baru) Islam”.

Peristiwa 11 september bisa dikatakan merupakan babak baru dalam sejarah pergumulan idiologi di dunia. Setelah pertarungan kapitalisme-sosialisme berakhir dengan ditandai runtuhnya Uni Soviet, maka saat itu kapitalisme menjadi idiologi tunggal yang memimpin dunia. Dalam perspektif idiologi, peradaban dunia saat itu berjalan secara monopolar, satu kutub. Tentu saja secara alamiah keadaan ini tidak akan mungkin dapat bertahan cukup lama, Kutub Utara Magnet selalu ditemani oleh kutub Selatannya, dan Kutub Positif selalu diimbangi oleh Kutub negatif.

Apa jadinya sebuah kekuatan idiologi jika ia bermain sendirian? Meminjam istilah Amien Rais, “Pembusukan”. Ya, pasti akan terjadi pembusukan pada  idiologi tersebut-(Tentu saja kita tidak akan bisa menikmati El Clasico-Jika Real Madrid hidup sendiri tanpa Barcelona)- Maka barat kemudian berusaha menciptakan lawan idiologi untuk memastikan kapitalisme dapat terus bertahan hidup. Rupa-rupanya mereka lebih memilih Islam sebagai lawan tandingnya. Maka dibuatlah drama 11 September, sebagai pintu masuk pertarungan idiologi Kapitalis dan Islam.

Ternyata peristiwa tersebut memberi dampak yang sangat positif bagi perkembangan Islam. Tiba-tiba dunia memperhitungkan Islam, masyarakat dunia dibuat penasaran terhadap Islam dan kaum musliminpun secara tidak sadar bangkit dari kondisi inferioritasnya. Kini mereka sadar bahwa kekuatannya telah sangat diperhitungkan oleh barat. Sejak saat itu, bukannya kekuatan Islam melemah, justru kekuatan-kekuatan Islam semakain merapatkan barisan sebagai jawaban atas tantangan yang dilontarkan barat.

Secara tidak sadar barat telah terjebak pada peperangan yang panjang dengan dunia Islam, hingga mereka lupa memikirkan struktur ekonomi dalam negeri.

Sejak 2008 Eropa dan Amerika Serikat sejatinya telah masuk dalam kubangan krisis ekonomi yang sangat dalam. Melihat kedalaman krisis yang dialami, tidak berlebihan kalau kita mengatakan “Ini adalah akhir dari era barat”. Lihat saja data-data yang sudah direalis dalam beberapa artikel yang saya lampirkan di bagian akhir tulisan ini.

Pada sebuah kesempatan, Ust Anis Mata bahkan menganalisis apa yang terjadi di Eropa sebagai musibah yang tidak mungkin tertolong dalam jangka pendek. Beliau menganalisis apa yang terjadi di Eropa justru tidak menggunakan kacamata ekonomi yang mungkin bisa diperdebatkan, namun beliau melihat Krisis Ekonomi di Eropa dan Amerika sebagai problem demografi.

Apa yang terjadi di Eropa dan Amerika saat ini merupakan dampak dari problem demografi. Mereka adalah negara yang sangat maju dengan tingkat kesejahteraan penduduknya yang sangat tinggi. Akibatnya usia harapan hidupnya juga tinggi, yaitu hingga 80 tahun. Jadi setiap tahunnya Eropa dan AS selalu dijejali oleh para manula, suatu kelompok usia yang tidak lagi produktif dalam jumlah yang sangat besar. Pada saat bersamaan pertumbuhan penduduk negara-negara tersebut cendrung mandeg bahkan sebagian negatif. Hal itu disebabkan karena laki-laki rata-rata tidak mau terikat dalam hubungan pernikahan (karena alasan matrialisme-bagi mereka menikah sama saja membuang-mbuang duit untuk menghidupi anak orang lain), dan para wanitanya  enggan punya anak (untuk alasan kecantikan).

Akibatnya negara-negara tersebut dipenuhi oleh para pensiunan, sementara usia produktif jumlahnya cendrung konstan bahkan mungkin berkurang. Maka pada titik tertentu mereka yang berada pada usia produktif tidak lagi mampu menanggung beban hidup para manula. Begitu seterusnya hingga pada akhirnya hampir seluruh keluarga di negara-negara barat diibebani oleh hutang keluarga yang cukup besar, bahkan tidak ketinggalan pemerintahannyapun diliputi oleh hutang luar negeri yang sangat besar.

Yunani memiliki utang luar negeri hingga 120% dari seluruh kekayaan pemerintah dan rakyatnya, Jika pemerintah federal mulai saat ini membayar hutang nasional AS dengan skala pembayaran satu dolar per detik, maka hutang itu baru akan lunas setelah 470.000 tahun,  Jika Bill Gates memberikan setiap sen kekayaannya untuk pemerintah AS, itu hanya akan menutupi defisit anggaran AS selama sekitar 15 hari saja.

Sungguh sangat mengerikan apa yang sedang terjadi di barat saat ini.

Pada saat Eropa dan Amerika sedang dilanda krisis Ekonomi yang begitu dalam, Dunia Arab sedang bergerak mengakhiri rezim diktator menuju era baru yang jauh lebih baik. Mungkin orang akan melihat Timur-tengah sebagai kawasan yang tidak pernah sepi dari gejolak. Yah, memang begitulah faktanya. Mereka adalah negeri-negeri muslim yang antara penguasa dan rakyatnya tidak memiliki cara pandang yang sama tentang bagaimana mengelola negara. Mereka adalah negeri-negeri yang dalam hadis dikatakan sedang dipimpin oleh “Mulkan jabariyyan”, penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak, dan rakyatnya ingin segera menggantinya dengan model kepemimpinan yang dijanjikan dalam hadis sebagai “Khilafah ‘ala minhajinnubuwah”.

Sejauh ini revolusi di Arab membuahkan hasil yang positif. Tunisia mengawali agenda perubahan ini dengan ditandai kemenangan partai En Nahda, sebuah partai berhaluan Islam yang sebelumnya dikategorikan sebagai organisasi terlarang karena dianggap berhubungan dengan Ikhwanul Muslimin oleh pemerintahan Ben Ali, Kemenangan partai Islam tersebut diteruskan oleh partai Kebebasan dan Keadilan di Mesir (yang juga merupakan partainya Ikhwanul Muslimin). Begitu juga di Libiya, Suriyah, Yordania, Insya Allah tidak lama lagi kita juga akan mendengar kabar baik dari mereka melengkapi keberhasilan saudara mereka di Turki. Maka tetaplah pada jalan ini ya Ikhwan, kemenangan itu sudah ada di depan mata…Kejayaan (baru) Islam Semakin dekat. Insya Allah….

Berikut beberapa artikel yang perlu Anda baca:

Artikel 1/3

Artikel 2/3

Artikel 3/3

About SabarNurohman

Saya sabar nurohman, staf pengajar di jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY. Aktivitas lain di luar kampus adalah sebagai trainer, tergabung d

Posted on January 13, 2012, in Artikel, Opini and tagged , , . Bookmark the permalink. 1 Comment.

  1. InsyaAllah, khilafah Rasyidah Islamiyah Minhaj An-nubuwwah akan segera berjaya dengan kemuliaan yang rahamatanil’alamiin…
    Terus berjuang wahai mujahid, wahai mujahidah…
    keringat peluh kita akan di balas oleh Allah SWT, semoga perjuangan kita di ridhai-Nya, amiin Ya Robbal A’lamiin..

Leave a comment